Dibalik Sang Juara Teater Ada Guru Madrasah
Teater Pecut Dapur Sastra Universitas Kuningan meraih penghargaan dalam Festival Drama Bahasa Sunda (FDBS) tahun 2024. Penghargaan yang diraih yaitu nominasi musik terbaik, nominasi artistik terbaik, nominasi aktris terbaik, aktor terbaik, sutradara terbaik, dan pinunjul ke-1, serta mendapatkan piala bergilir. Tahun ini, Teater Pecut menjadi juara umum dalam gelaran Festival Drama Bahasa Sunda 2024. Ini adalah momen bersejarah setelah sebelumnya pada tahun 2018 dalam gelaran yang sama, Teater Pecut mendapatkan artistik terbaik dan aktris terbaik serta pinunjul ke-3. Kali ini, Teater Pecut mendapatkan juara ke-1 mengalahkan kelompok-kelompok teater se-Jawa Barat.
Kegiatan festival tersebut diadakan di Gedung Kesenian Rumentang Siang Kota Bandung. Gedung yang mempunyai nilai sejarah sekaligus aset pemerintah provinsi Jawa Barat telah menjadi saksi, Teater Pecut menjadi juara teater pinunjul ke-1 se-Jawa Barat tahun 2024.
Kegiatan FDBS dilaksanakan dari mulai 13-18 Oktober 2024. Teater Pecut mendapat nomor undian ke-8 dan pentas pada tanggal 15 Oktober 2024. Kemudian pada Sabtu, 19 Oktober 2024 panitia FDBS mengumumkan hasil kegiatan festival sekaligus pemberian penghargaan kepada para pinunjul (pemenang).
Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta kelompok teater se-Jawa Barat. Kelompok-kelompok tersebut merupakan kelompok teater kategori umum. Kebanyakan dari peserta tersebut adalah seniman-seniman teater yang sudah banyak berkiprah di dunia teater wilayah Jawa Barat. Bahkan para peserta yang ikut dalam gelaran FDBS kali ini adalah mereka yang memang langganan juara. Tentu bukan perkara mudah bagi Teater Pecut menaklukan seniman-seniman teater di Jawa Barat.
Dibalik sang juara ada guru madrasah, tepatnya guru MTsN 3 Kuningan. Dia adalah Ipan, S.Pd. atau sering kali dikenal Ipan Jante merupakan Asisten Sutradara (astrada) dalam pementasan lakon Matematika Beurit Karya Arthur S. Nalan dengan Sutradara Dr. Arip Hidayat, M.Pd. Ipan dipercaya sebagai astrada karena kemampuan dan pengalamannya di bidang teater sudah cukup lama, kurang lebih 14 tahun menekuni bidang teater. Berbagai macam konsep mengenai konsep garap (musik, artistik, pemeranan, dan lain-lain), beberapa bagiannya dipercayakan kepada Ipan untuk menggarap adegan per adegan. Bagi Ipan, ini adalah kesempatan baik untuk bisa terus mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat baik di wilayah sekolah maupun luar sekolah. Menjadi guru tidak melulu soal mengajar dan mendidik tapi juga soal eksistensi sebagai manusia yang terikat dengan dunia luar. Ipan merasa, passion di bidang teater membuatnya selalu bergairah melakukan kerja-kerja kreatif. Hal ini membuatnya terasa lebih bernyawa dalam menjalani rutinitas harian. Hidup menjadi lebih berdaya. Harapan Ipan, hasil dari semua proses teater yang ia jalani, bisa diberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk kemajuan MTsN 3 Kuningan khususnya, umumnya Kementrian Agama Kabupaten Kuningan.
“Guru madrasah harus berdaya, berkompeten, berkompetisi, dan tentunya berprestasi. Seperti moto MTsN 3 Kuningan yaitu Berprestasi Religius Adaptif dan Inovatif. Berprestasi tidak selalu menyasar siswa, tetapi juga guru, harus berprestasi. Guru bukan hanya menjadi teladan saja tetapi menjadi inspirasi bagi siswa-siswanya.” Pungkas Ipan.
Ipan berkomitmen akan terus berteater. Teater Pecut Dapur Sastra Universitas Kuningan adalah tempat yang melambungkan namanya sekaligus menjadi wadah kreativitas Ipan di luar aktifitas dia sebagai seorang pengajar dan pendidik. Prestasi dia bersama Teater Pecut saat ini, menjadi tonggak bersejarah bahwa pertama kalinya guru madrasah mampu membawa Teater Pecut juara ke-1 dalam Festival Drama Bahasa Sunda 2024 se-Jawa Barat. Arti dari semua itu adalah kualitas guru madrasah bukanlah kaleng-kaleng. Ia mampu bersaing dengan sumber daya manusia lainnya. Ipan bangga menjadi guru madrasah. Madrasah Maju Bermutu Mendunia.
Kontributor : Hisyam